GNTV INDONESIA, NTT || Keterbatasan akses internet di Desa Persiapan Gising Utara, Kec. Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, memaksa siswa-siswi SMPN SATAP Dujuk harus mendaki gunung demi mendapatkan sinyal untuk mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2025 pada Senin, 25 Agustus 2025.
Marianus Dula, salah satu guru di SMPN SATAP Dujuk Desa Persiapan Gising Utara, Kec. Elar Selatan Kab. Manggarai Timur, mengungkapkan bahwa keterbatasan infrastruktur internet di sekolah membuat mereka terpaksa mencari area dengan sinyal yang lebih baik, meski harus menempuh medan yang sulit. “Kami harus membawa siswa-siswi ke atas gunung karena di sekolah kami tidak ada jaringan internet yang memadai untuk pelaksanaan ANBK,” ujarnya. Dalam kondisi cuaca panas, para siswa harus bertahan di bawah terik matahari demi memastikan mereka dapat berpartisipasi dalam mensukseskan ANBK.
ANBK yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) sebagai pengganti Ujian Nasional, mewajibkan penggunaan komputer yang terhubung ke internet. Namun, tantangan besar muncul bagi sekolah-sekolah di wilayah terpencil seperti SMPN SATAP Dujuk, di mana infrastruktur digital masih sangat terbatas.
Marianus Dula dan para guru berharap Pemerintah segera memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. “Kami butuh solusi berkelanjutan untuk akses internet di Wilayah Manggarai Timur, agar siswa di daerah terpencil tidak terus-menerus dirugikan dalam pendidikan,” lanjutnya. Mereka menekankan pentingnya dukungan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah Indonesia, agar setiap siswa memiliki kesempatan yang setara dalam pendidikan.
Peristiwa ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi sekolah-sekolah di wilayah terpencil terkait akses infrastruktur, terutama akses internet yang menjadi kebutuhan penting dalam pelaksanaan ujian berbasis komputer. Di mana banyak sekolah di daerah terpencil masih jauh tertinggal dari segi infrastruktur teknologi.
Dengan adanya perhatian serius dari pemerintah, diharapkan masalah ini dapat segera diatasi, sehingga pendidikan di wilayah-wilayah terpencil, termasuk Manggarai Timur, dapat berkembang lebih baik.
Jurnalis: Maksi Rambak