-->
  • Jelajahi

    Copyright © GLOBAL NEWS TV INDONESIA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Adsense

    GNTV INDONESIA

    "www.globalnewstvindonesia.com"
    www.globalnewstvindonesia.com
    www.globalnewstvindonesia.com

    Iklan

    Logo

    Terjadi Penganiayaan Terhadap Jurnalis, Ketua PWK Desak APH Segera Usut Pelaku

    REDAKSI
    Jumat, 30 Mei 2025, 5/30/2025 11:36:00 PM WIB Last Updated 2025-05-30T16:36:35Z

    GNTV INDONESIA, KETAPANG || Sangat Ironis Kekerasan terhadap Jurnalis Kembali terjadi, menjadi deretan cerita suram dalam dunia Jurnalisme. 


    Kejadian menyedihkan dialami oleh Stepanus tepatnya di  Komplek Terminal Bengkayang depan Toko Mili Mewah, pada Kamis (29/05/2025).


    Stepanus yang akrab disapa Majang mengalami kekerasan fisik. Menurut pengakuan korban kejadian yang dialami nya secara tiba-tiba dilakukan oleh oknum yang diketahui bernama Marselinus.


    Korban menuturkan, Marselinus secara tiba-tiba mendatangi dirinya tanpa basa-basi langsung memukul bagian kiri kepala korban, tepatnya di belakang telinga, dengan sangat keras. 

    Akibat pukulan tersebut, kepala Stepanus terbentur ke pintu besi ruko yang berada di lokasi kejadian.


    Tidak hanya melakukan kekerasan fisik, pelaku juga mengancam akan menembak korban pakai pistol. Bahkan pelaku juga mengajak korban untuk berkelahi adu fisik, namun hal tersebut tidak di hiraukan oleh korban sembari menjauhi lokasi kejadian. 


    Tidak Terima atas perlakuan yang dialami, korban langsung membuat laporan di Centra pelayanan terpadu SPKT Polres Bengkayang dengan nomor LP/B/32/V/2025/SPKT/Polres Bengkayang/Polda Kalimantan Barat.


    Informasi dihimpun dari pengakuan korban, bahwa pelaku mengira korban yang telah menaikan pemberitaan terkait yang dianggap mereka tidak benar. 


    Di lain pihak, Pelaku terlapor Marselinus dan istrinya, Susi, melakukan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar, terkait tuduhan penganiayaan yang dialamatkan pada pihaknya. 



    Dalam klarifikasi tersebut, Susi membantah bahwa mereka melakukan penganiayaan dan pemukulan terhadap Stepanus. 


    “Kami tidak melakukan penganiayaan dan pemukulan, Kami hanya meminta klarifikasi kepada Stepanus mengenai pemberitaan di sebuah media online,” tutur Susi pada Jumat (30/5/2025) yang dikutip dari pemberitaan. 


    Susi menjelaskan bahwa mereka mendatangi Stepanus di sebuah warung untuk meminta klarifikasi terkait pemberitaan yang dianggap tidak akurat. 


    “Tujuan kami hanya ingin meminta klarifikasi saja,” ucap Susi.


    Susi dan suaminya mengatakan siap untuk menjawab semua tudingan dan mempercayakan proses lebih lanjut kepada pihak kepolisian. 


    “Kami percayakan kepada pihak kepolisian untuk dilakukan proses lebih lanjut,” tutup Susi.



    Ketua Persatuan Wartawan KalbarKalbar (PWK) Verry Liem, menyayangkan atas tindakan oknum yang berbuat brutal main hakim sendiri tanpa melakukan klarifikasi. Verry mengatakan, apapun alasan pelaku sangat tidak dibenarkan atas tindakan yang telah dilakukannya. 


    " Pelaku tidak dibenarkan  main hakim sendiri, memukul orang apalagi sampai mengakibatkan luka atau cidera. Sudah jelas tindakan pelaku adalah perbuatan yang melawan Hukum, karena itu kita minta kepada APH agar segera mengusut tuntas dugaan tindakan penganiayaan yang telah terjadi, "ujar Verry. 


    Lebih lanjut Verry menegaskan, pihaknya akan mengawal kasus tersebut, agar keadilan segera ditegakan. Verry juga minta Polisi mengusut kepemilikan senjata api. 


    " Kita akan kawal kasus ini bersama teman teman jurnalis lainnya. Jngan sampai perlakuan yang tidak menyenangkan terulang kepada rekan-rekan saat melaksanakan tugas, Polisi juga harus usut adanya kepemilikan Senjata api, sesuai pengakuan korban yang telah diancam akan ditembak, jangan sampai sembarangan, jika benar itu sangat membahayakan orang," lanjutnya. 


    Verry juga mengingatkan kepada rekan jurnalis, agar selalu waspada dan hati-hati dalam melaksanakan tugas, kedepankan adab dan etika. 


    " Saya ingatkan kepada teman-teman, agar selalu waspada terutama saat turun ke lokasi yang ektrim seperti lokasi PETI, lokasi yang rawan terjadi kekerasan. Ikutilah aturan, kedepankan adab dan etika jalankanlah tugas sesuai fungsi yang tidak bertentangan dengan aturan dan hukum, utamakan keselamatan diri, "tukas Verry.


    Jurnalis / Publis : Mr. Den73

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    NamaLabel

    +