GNTV INDONESIA, SANGGAU || Ekonomi saat ini memang memaksa kita untuk lebih keras dalam bekerja dan berusaha agar dapat terpenuhi segala kebutuhan hidup kita, tetapi tentulah dengan kerja yang tidak melanggar hukum dan usaha yang legal. Berdasarkan laporan atau aduan serta keluhan masyarakat di daerah Dusun Empanan Desa Samarangkai Kab. Sanggau atas maraknya Tambang Emas yang diduga tidak memiliki izin sekiranya perlu adanya penindakan khusus yang dilakukan oleh pemerintah dan APH karena terkait atas kerugian negara dan kerusakan lingkungan atas kegiatan yang di duga ilegal tersebut.
Dengan Kondisi tersebut maka menjadi salah satu temuan yang kiranya wajib bagi pemerintah Pusat maupun daerah serta aparat penegak hukum segera menindaklanjuti secara komprehensif dan terukur. Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian kita semua terkait Aparat Penegak Hukum diwilayah tersebut yang perlu kita pertanyakan, apakah tidak mengetahui adanya aktifivitas tersebut atau diduga tutup mata dan telinga atas kondisi yang terjadi serta patut juga diduga bermain mata dengan pemilik PETI tersebut.
Tim mencoba melakukan investigasi dan turun ke lapangan untuk menyusuri titik - titik penambang emas yang diduga ilegal tersebut yang mana informasi nya kami dapat dari masyarakat. Pada hari Selasa 21 Oktober 2025 Tim pun ketempat penambangan emas ilegal sungguh mencengangkan tampak jelas berjejernya Lanting / Jek penambang emas ilegal tersebut beroperasi dengan santai seolah - olah tidak akan takut akan ancaman hukum yang selalu mengintainya. Berdasarkan keterangan dari sumber yang terpercaya bahwa pemilik dari Lanting atau jek tersebut berinisial AF.
Dengan temuan tersebut tentu kita berharap kepada pihak terkait yang bertanggung jawab atas kondisi ini untuk segera menertibkan, agar tambang - tambang yang diduga ilegal tersebut tidak beroperasi lagi. Tentu Jika Tambang - Tambang emas yang diduga ilegal ini terus beroperasi tentu sangat merugikan Negara dan Tambang Emas ilegal Yang Diduga ilegal ini juga tentu akan sangat merusak lingkungan.
Jurnalis: Rudi Hartono & Ferdinand Clinton